Harapan saya justru, bahwa indonesia kan kurang lebih, kalau di lihat  terjemahan - Harapan saya justru, bahwa indonesia kan kurang lebih, kalau di lihat  Inggris Bagaimana mengatakan

Harapan saya justru, bahwa indonesi

Harapan saya justru, bahwa indonesia kan kurang lebih, kalau di lihat dari statistikterdiri dari 1184 etnik, dari aceh sampai papua, permaina tradisionalnya pun sangat-sangat banyak, sangat unik, menuntut strategi berfikir yang beda, dan menuntut cara-cara yang pelaksaannya yang beda. Kalau seandainya permainan tradidional ini dihidupkan kembali, menjadi salah satu dasar, untuk membentuk melatih anak, yang selama ini dan akhir-akhir ini sebagian besar dari sistem edukasi kita mengarah kan anak pada kecerdasan intelektual, tapi belum mengoptimalkan kecerdasan emotional, nah permainan tradisional bisa di jadikan salah satu media atau cara untuk melatih kecerdasan emosi dan skill dalam bergaul. Anak-anak yang sosial kompetens nya bagus, itu adalah titik awalnya ktika beranjak remaja dewasa kecerdasan emosinya akan baik. Jadi kalau sosial kompetens, dia bisa menempatkan emosi yang tepat pada situasi yang tepat. Jadi dengan sosial kompetens melalui permainan, ada menang dan ada yang kalah dan itu lebih terasah perkembangan emosinya, dia tau rasa bahagia seperti apa, dia tau sedih atau kecewa karena kalah seperti apa, dia tau kapan sebel dengan temannya, dia tau kapan harus marah atau tegas, dia bisa bedakan itu, itu kan orang yang personalitinya ada kuatnya secara bahasa indonesia orang yang kayak gitu, dan yang tidak bisa menempatkan ekspresi emosi tadi yang cikal bakal gang uan kejiwaan tadi. dunia anak adalah dunia konkret, kenapa? Karena fungsi otak depan masih dalam proses perkembangan jadi kalau misalnya diberikan pelatihanseperti layaknya orang dewasa, di biki suatu simulasi dan suatu simulasi itu diharapkan di adop dalam dunia nyata itu terlalu klise buat nak-anak, sering anak berinteraksi, dibuat pusat-pusat untuk melestarikan permainan anak-anak tadi, dari acceh sampai pauan saja, otomatis tanpa kita sadari, itu akan menjadi salah satu media. Melalui permainan ada beberapa pesan-pesan dasar tadi, entah dalam bentuk cerita atau strory telling, atau misalnya dalam bentuk dongeng, itu bisa disampaikan kepada anak dalam situasi bermain, kita bsia mnyelipkan dan itu adalaj proses enkulturasi, artinya proses menanamkan value, karena kalau anak-anak atau generasi bangsa yang valeu nya lemah, itu biasanya secara kepribadian mereka akan goyah, itu yang membuat, kalau kita dengar atau mengutip bahasa gaul anak sekarang sering galau, kenap? Karen value yang tertanam tadi gak ada, mau kemana nih aku, apa yang harus aku pilih, mengumpulkan anak-anak melalui permainan banyak yang bisa kita lakuakan, termasuk tadi, transfer nilai-nilai luhur pribadi bangsa indonesia yang sesungguhnya.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
Harapan saya justru, bahwa indonesia kan kurang lebih, kalau di lihat dari statistikterdiri dari 1184 etnik, dari aceh sampai papua, permaina tradisionalnya pun sangat-sangat banyak, sangat unik, menuntut strategi berfikir yang beda, dan menuntut cara-cara yang pelaksaannya yang beda. Kalau seandainya permainan tradidional ini dihidupkan kembali, menjadi salah satu dasar, untuk membentuk melatih anak, yang selama ini dan akhir-akhir ini sebagian besar dari sistem edukasi kita mengarah kan anak pada kecerdasan intelektual, tapi belum mengoptimalkan kecerdasan emotional, nah permainan tradisional bisa di jadikan salah satu media atau cara untuk melatih kecerdasan emosi dan skill dalam bergaul. Anak-anak yang sosial kompetens nya bagus, itu adalah titik awalnya ktika beranjak remaja dewasa kecerdasan emosinya akan baik. Jadi kalau sosial kompetens, dia bisa menempatkan emosi yang tepat pada situasi yang tepat. Jadi dengan sosial kompetens melalui permainan, ada menang dan ada yang kalah dan itu lebih terasah perkembangan emosinya, dia tau rasa bahagia seperti apa, dia tau sedih atau kecewa karena kalah seperti apa, dia tau kapan sebel dengan temannya, dia tau kapan harus marah atau tegas, dia bisa bedakan itu, itu kan orang yang personalitinya ada kuatnya secara bahasa indonesia orang yang kayak gitu, dan yang tidak bisa menempatkan ekspresi emosi tadi yang cikal bakal gang uan kejiwaan tadi. dunia anak adalah dunia konkret, kenapa? Karena fungsi otak depan masih dalam proses perkembangan jadi kalau misalnya diberikan pelatihanseperti layaknya orang dewasa, di biki suatu simulasi dan suatu simulasi itu diharapkan di adop dalam dunia nyata itu terlalu klise buat nak-anak, sering anak berinteraksi, dibuat pusat-pusat untuk melestarikan permainan anak-anak tadi, dari acceh sampai pauan saja, otomatis tanpa kita sadari, itu akan menjadi salah satu media. Melalui permainan ada beberapa pesan-pesan dasar tadi, entah dalam bentuk cerita atau strory telling, atau misalnya dalam bentuk dongeng, itu bisa disampaikan kepada anak dalam situasi bermain, kita bsia mnyelipkan dan itu adalaj proses enkulturasi, artinya proses menanamkan value, karena kalau anak-anak atau generasi bangsa yang valeu nya lemah, itu biasanya secara kepribadian mereka akan goyah, itu yang membuat, kalau kita dengar atau mengutip bahasa gaul anak sekarang sering galau, kenap? Karen value yang tertanam tadi gak ada, mau kemana nih aku, apa yang harus aku pilih, mengumpulkan anak-anak melalui permainan banyak yang bisa kita lakuakan, termasuk tadi, transfer nilai-nilai luhur pribadi bangsa indonesia yang sesungguhnya.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
My hope precisely, that the Indonesian or less, if in view of statistikterdiri of 1184 ethnic, from Aceh to Papua, the traditional GAMES was very, very much, very unique, demanding a different thinking strategies, and demanding ways that implementation is a different , If if this tradidional game revived, became one of the bases, to form train children, who have been and lately most of our education system leads the child to the intellectual, but not optimize emotional intelligence, can now traditional games in make one of the media or how to train emotional intelligence and skill in the mix. Children who are socially kompetens was good, it was the starting point ktika adolescence adult emotional intelligence will be good. So if social kompetens, he can put the right emotion at the right situation. So with social kompetens through the game, there are winners and losers and it is more honed his emotional development, he knows the feeling of happiness is like, he knows sad or disappointed at losing what he knows when resentful with his friend, he knows when to get angry or assertive, he could distinguish it, that's the person who is no strong basis personalitinya Indonesian people are like that, and that can not be put before the emotional expression forerunner alley psychiatric uan earlier. the world's children is concrete, why? Because the front of the brain function are still in the developmental process so if for example given pelatihanseperti an adult, in biki a simulation and a simulation is expected in adop in the real world it's too cliché for boy-child, children often interact, created centers for preserving game children earlier, from acceh until Pauan course, automatically, without us knowing it, it will be one of the media. Through the game there are a few basic messages before, either in the form of a story or strory telling, or for example in the form of a fairy tale, it can be delivered to children in situations of play, we bsia mnyelipkan and it Adalaj enculturation process, meaning that the process of instilling values, because if a child ren or her Valeu generation of people who are weak, it is usually in personality they will falter, it is made, if we hear or quote slang now often troubled children, kenap? Karen embedded value was not there, where ya want me, what should I select, gather the children through the game a lot that we can lakuakan, including earlier, the transfer of personal virtue actual Indonesian nation.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: