Pada permulaan abad ketujuh belas, Turki Usmani mulai memperdebatkan cara terbaik bagi program restorasi integritas politik dan efektivitas kekuatan militer yang dimiliki kerajaan. Para pembaharu pada awalnya berlandaskan pada aturan yang digariskan Sultan Sulaiman al-Qanuni yang dikenal sebagai Sultan yang membuat undang-undang. Sedangkan Para Modernis menganggap perlunya kerajaan Turki Usmani untuk mengadopsi metode yang dimiliki bangsa Eropa dalam pendidikan dan kemiliteran, organisasi dan administrasi untuk menciptakan suatu perubahan di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial yang mendukung terbentuknya Negara modern. Pada abad kedelapan belas dan terutama abad kesembilan belas, kelompok modernis muncul dengan terang-terangan dan akhirnya menjadi pemenang.
Pada pemerintahan Mahmud II mengadakan perbaikan di bidang pendidikan didorong untuk memenuhi kebutuhan pendidikan untuk para pejabat militer, dokter militer. Pada tahun 1827 ia mendirikan Sekolah kedokteran Thibhane-I Amire dan Sekolah Teknik Muhendisane di kota Istanbul yang bertujuan untuk mendidik dokter militer baru. Dan pada tahun 1831-1834 dua lembaga pendidikan untuk tujuan militer telah ia dirikan, yang pertama ialah muzika I-Humayun Maktabi yang merupakan sekolah music kerajaan dan yang kedua adalah Mektab-I Ulum-Harbiye yang merupakan Akademi Militer Kerajaan, keduanya diresmikan pada tahun 1834