Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam Tumung terjemahan - Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam Tumung Belanda Bagaimana mengatakan

Pada dokumen perjanjian, saksi dari

Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar, maksudnya adalah "Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda Kelapa". Saksi dari pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui "selamatan". Sekarang, satu salinan perjanjian ini tersimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta.
Pada hari penandatangan perjanjian tersebut, beberapa bangsawan Kerajaan Sunda bersama Enrique Leme dan rombongannya pergi ke tanah yang akan menjadi tempat benteng pertahanan di mulut Ci Liwung. Mereka mendirikan prasasti, yang disebut Luso-Sundanese padrão, di daerah yang sekarang menjadi Kelurahan Tugu di Jakarta Utara. Adalah merupakan kebiasaan bangsa Portugis untuk mendirikan padrão saat mereka menemukan tanah baru. Padrão tersebut sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Portugis gagal untuk memenuhi janjinya untuk kembali ke Sunda Kalapa pada tahun berikutnya untuk membangun benteng dikarenakan adanya masalah di Goa/India.
Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara Kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari berdirinya Jakarta.
Gagal menguasai pulau Jawa, bangsa Portugis mengalihkan perhatian ke arah timur yaitu ke Maluku. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan para pemimpin lokal, bangsa Portugis mendirikan pelabuhan dagang, benteng, dan misi-misi di Indonesia bagian timur termasuk pulau-pulau Ternate, Ambon, dan Solor. Namun demikian, minat kegiatan misionaris bangsa Portugis terjadi pada pertengahan abad ke-16, setelah usaha penaklukan militer di kepulauan ini berhenti dan minat mereka beralih kepada Jepang,Makao dan Cina; serta gula di Brasil.
Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada Solor, Flores dan Timor Portugis setelah mereka mengalami kekalahan dalam tahun 1575 di Ternate[4], dan setelah penaklukan Belanda atas Ambon, Maluku Utara dan Banda.[5] Pengaruh kedatangan bangsa Portugis terhadap budaya Indonesia antara lain: sejumlah nama marga Portugis pada masyarakat keturunan Portugis di Tugu, Jakarta Utara, musik keroncong, dan nama keluarga di Indonesia bagian timur seperti da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Queljo, dll. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat sejumlah kata pinjaman dari bahasa Portugis, seperti sinyo, nona, kemeja, jendela, sabun, keju, dll.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Belanda) 1: [Salinan]
Disalin!
In het document van het verbond, was een getuige van het Koninkrijk van Sunda Extinguished, Samgydepaty, Tumungo e Benegar e outre gemakkelijk o xabandar, de betekenis is "Yang Dipertuan Tumenggung, de hertogen, de penningmeester en Sunda Kelapa haven". Getuigen van de Portugezen, zoals gerapporteerd aan de historicus João de Barros Porto, zijn er acht mensen. Getuigen van de Soenda Koninkrijk deed niet ondertekenen van het document, Ze melegalisasinya met de douane via de "vieren". Nu, een kopie van deze overeenkomst is bewaard in het Nationaal Museum van de Republiek Indonesië, Jakarta.
op de dag van de ondertekening van de overeenkomst, sommigen van de adel van het Koninkrijk van Sunda met Enrique Leme en zijn entourage gingen naar het land dat een fort aan de monding van de Ci-Liwung zou worden. Ze stichtten de inscriptie, die heet Luso Sundanese padrão, in wat nu het dorp Monument in het noorden van Jakarta. Het is de gewoonte van de Portugezen om een padrão toen ze een nieuw land ontdekten. De Padrão wordt nu bewaard in het Nationaal Museum Jakarta.
De Portugezen niet in geslaagd om te voldoen aan zijn belofte om terug te keren naar Batavia op het volgende jaar voor de bouw van de vesting vanwege problemen in Goa/India overeenkomst. ↑ Dit is wat veroorzaakt de aanval troepen Sunda Kelapa Sultanaat van Demak in 1527 en beheerd om te verdrijven van de Portugezen van Sunda Kelapa op 22 juni 1527. Deze datum zou later worden de stichtende dag Jakarta.
De Portugezen niet overweldigen het eiland Java, en richtte zijn aandacht naar het Oosten, dat wil zeggen naar de Molukken. Door middel van militaire verovering en alliantie met lokale leiders stellen de Portugezen handel poorten, forten en missies in Oost-Indonesië, met inbegrip van de eilanden van Ternate, Ambon en Solor. Niettemin, de Portugese missionary activiteit van belang vindt plaats in het midden van de 16e eeuw, nadat de militaire verovering in de archipel inspanning was gestopt en hun belang overgeschakeld naar Japan, Macao en China; en suiker die in Brazilië.
Portugese aanwezigheid in Indonesië is beperkt tot Solor, Flores en Timor Portugees nadat ze leed een nederlaag in 1575 op Ternate [4], en na de verovering van Nederland over Noord-Maluku, Ambon en Banda.[5] het effect van de komst van de Portugezen tegen de cultuur van Indonesië onder andere: een aantal van de Portugese achternaam van Portugese nakomelingen in de samenleving op Tugu, Jakarta Utara, Krontjong muziek en familie namen in de oostelijke delen van Indonesië zoals da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Queljo, enz. In Indonesië zijn er ook een aantal leenwoorden uit het Portugees, zoals sinyo, nona, shirts, venster, zeep, kaas, ect.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Belanda) 2:[Salinan]
Disalin!
Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar, maksudnya adalah "Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda Kelapa". Saksi dari pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui "selamatan". Sekarang, satu salinan perjanjian ini tersimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta.
Pada hari penandatangan perjanjian tersebut, beberapa bangsawan Kerajaan Sunda bersama Enrique Leme dan rombongannya pergi ke tanah yang akan menjadi tempat benteng pertahanan di mulut Ci Liwung. Mereka mendirikan prasasti, yang disebut Luso-Sundanese padrão, di daerah yang sekarang menjadi Kelurahan Tugu di Jakarta Utara. Adalah merupakan kebiasaan bangsa Portugis untuk mendirikan padrão saat mereka menemukan tanah baru. Padrão tersebut sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Portugis gagal untuk memenuhi janjinya untuk kembali ke Sunda Kalapa pada tahun berikutnya untuk membangun benteng dikarenakan adanya masalah di Goa/India.
Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara Kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari berdirinya Jakarta.
Gagal menguasai pulau Jawa, bangsa Portugis mengalihkan perhatian ke arah timur yaitu ke Maluku. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan para pemimpin lokal, bangsa Portugis mendirikan pelabuhan dagang, benteng, dan misi-misi di Indonesia bagian timur termasuk pulau-pulau Ternate, Ambon, dan Solor. Namun demikian, minat kegiatan misionaris bangsa Portugis terjadi pada pertengahan abad ke-16, setelah usaha penaklukan militer di kepulauan ini berhenti dan minat mereka beralih kepada Jepang,Makao dan Cina; serta gula di Brasil.
Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada Solor, Flores dan Timor Portugis setelah mereka mengalami kekalahan dalam tahun 1575 di Ternate[4], dan setelah penaklukan Belanda atas Ambon, Maluku Utara dan Banda.[5] Pengaruh kedatangan bangsa Portugis terhadap budaya Indonesia antara lain: sejumlah nama marga Portugis pada masyarakat keturunan Portugis di Tugu, Jakarta Utara, musik keroncong, dan nama keluarga di Indonesia bagian timur seperti da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Queljo, dll. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat sejumlah kata pinjaman dari bahasa Portugis, seperti sinyo, nona, kemeja, jendela, sabun, keju, dll.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: