Ruang operasi resimen udara penerbangan frontal ketiga (3rd RUPF) tent terjemahan - Ruang operasi resimen udara penerbangan frontal ketiga (3rd RUPF) tent Inggris Bagaimana mengatakan

Ruang operasi resimen udara penerba

Ruang operasi resimen udara penerbangan frontal ketiga (3rd RUPF) tentara pembebasan rakyat Sommenesia Selatan

Aku memasuki ruang operasi dengan kuyu, menunggu debriefing. Namun hanya dua orang yang ada. Kaisar masuk dan terheran-heran memasuki ruang operasi. Karena biasanya brifing setelah misi dilakukan bersama-sama, baik misi kolektif ataupun dalam tim-tim kecil, dan kau akan dimaki-maki didepan rekan satu skuadron terutama bila mengacau.

Kini dari 50 kursi hanya ada dua yang terisi. Pintu terbuka dan komandan resimen serta perwira intelijen masuk. Tanpa adanya perwira operasi yang memberi garis besar operasi, perwira suplai yang mengevaluasi performa dan pemakaian amunisi, tanpa perwira persenjataan yang mengurusi soal persenjataan. Semuanya tidak ada.. dan suatu pemikiran terlintas dibenakku…

“katakan apa yang terjadi!” teriak Kolonel Agung dengan emosional.

“empat pesawat kita ditembak jatuh, musuh memakai teknik…” aku terdiam melihat wajah kolonel agung semakin memerah.

Perwira intelijen, Letkol Daniel Hudson Hutagalung menyela, “buat kalian berdua yang tidak tahu. Satu hari ini Sommenesia Utara menjalankan ofensif udara besar-besaran. Menggunakan jet phantom, setidaknya tiga skuadron mereka terdiri dari 72 pesawat melakukan serangan udara dan menembak jatuh 51 pesawat kita, dari 48 pesawat yang dimiliki 3rd RUPF, empatpuluh

enam ditembak jatuh, 1st RUPF kehilangan tiga pesawat tempur, 44th
Resimen Perhubungan Udara kehilangan 7 pesawat angkut yang dibayar dengan 17 pesawat lawan ditembak jatuh. Setidaknya 12 penerbang kita selamat dan sudah ditemukan oleh SAR, sisanya dinyatakan hilang, terluka atau tewas. Hanya Kalian berdua yang selamat.”

Aku tidak bisa berkata apapun. Memandangi kaisar, dan ia dengan tenang terdiam dan mulai menyusun kata-kata, “lawan sudah berubah. Mereka kini tidak sama seperti dulu. Mereka mengerti betul mengenai dogfight, mereka menemukan cara untuk membuat misil kita tak berguna.”

“lanjutkan” letkol Daniel mulai mencatat, sementara kolonel agung menghidupkan sebatang rokok.

“musuh menggunakan suar untuk membuat seeker rudal melepas kuncian.
Hampir semua rudal K13 tidak berguna, mengejar suar yang saya duga adalah magnesium. Selain itu mereka juga sudah menggunakan radar pemandu seperti stasiun merdeka. Hanya saja yang ini lebih unik, perangkat Direction Finding (penemu arah untuk melacak transmisi) mencatat power berubah-ubah dari arah yang berbeda-beda, terkadang hilang sama sekali. Radar tipe ini hanya mungkin bila ada diatas pesawat.”

“kapten, aku tidak tahu bagaimana, tetapi menempatkan radar pengontrol intersepsi diatas pesawat itu mustahil, terlalu berat.”

“aku tidak tahu letkol, tetapi kesimpulanku seperti itu. Kemudian mereka sudah berhenti mengandalkan rudal, mereka memakai kanon…”

“dari hasil intelijen dan pengalaman kita selama ini, tidak ada phantom yang memakai kanon.”

“kali ini ada.. mereka menempatkan semacam pod, seperti pilon tambahan untuk menempatkan kanon secara eksternal di tengah pesawatnya, menurut dugaanku mereka memakai kanon gatling karena peluru yang mereka tembakkan begitu cepat, bahkan membelah sayap kaisar three dalam sekali sembur.”

“bagaimana menurutmu pilot lawan?”

“sangat terlatih, sangat elite, namun ada satu pilot—yang merusak pesawat milik letnan merpati—sangat terlatih bahkan diatas rata-rata pilot kita dan sommenesia.”

“teruskan..”

“dulu sekali ketika marsekal leo masih hidup ia pernah bercerita mengenai beberapa manuver NATO dan AL Amerika, namanya Thach Weave. Mereka memakai manuver ini, dan ini hanya bisa dilakukan oleh pilot terlatih dan solid, mereka menukik ketika disergap kemudian berbelok, membuat pesawat disebelahnya bisa mengejar pesawat yang menyergap, begitu seterusnya. Itu satu, yang kedua, pilot istimewa ini melakukan hal yang tak terpikir bisa dilakukan…”

Letkol Hudson menaikkan sebelah alisnya.

“ia bisa mengapung di udara tanpa stall.”

“mustahil!”

“silahkan lihat gun camera dari pesawatku. Aku beruntung bisa menembakinya sebelum ia sempat meneruskan tembakan untuk menghabisi Merpati. Secara teori manuver mengapung di udara bisa dilakukan, namun bila ia memiliki skill tinggi untuk mengatur sirip, kemudi dan dorongan mesin sehingga ia bisa keluar dari stall dan terlempar tak terkendali.”

“maksudmu ia bisa menanjak, mengatur dorongan mesinnya, mengapung di udara kemudian bermanuver kembali seolah tidak ada apa-apa begitu?”

“benar.. ia terdiam, menyerang.. mematuk seperti kobra..” kaisar mengakhiri penjelasannya.

“bagaimana menghadapi manuver kobra ini?”

“menurutku manuver ini tidak begitu berguna, ia mungkin memakai manuver itu karena putus asa, tetapi dalam pertempuran satu lawan satu, apabila tidak ada wingman ia bisa menghabisi Merpati.”

Kolonel Agung angkat bicara, “jangan remehkan dulu pilot ini, tembakanmu meleset mungkin karena ia mendadak berhenti, penjejakan dopplermu kacau, sehingga bidikan di gunsightmu salah menghitung solusi tembakan.” Kolonel Agung melambaikan satu foto dari gun camera, “namun lumayan, setidaknya aku melihat satu hit tepat di bagian kokpitnya. Kita takkan bertemu dengannya dalam waktu dekat. Ia terluka.”

“kuharap kolonel.”

Kolonel Agung mengangguk dan memerintahkan kami keluar, istirahat untuk bersiap menerima pilot pengganti dan pesawat yang akan dikirimkan dari Indonesia. Butuh dua bulan agar semuanya datang, kaisar tidak suka. Namun itulah yang membuatnya selamat dari malapetaka yang akan datang dua hari kemudian.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
Ruang operasi resimen udara penerbangan frontal ketiga (3rd RUPF) tentara pembebasan rakyat Sommenesia SelatanAku memasuki ruang operasi dengan kuyu, menunggu debriefing. Namun hanya dua orang yang ada. Kaisar masuk dan terheran-heran memasuki ruang operasi. Karena biasanya brifing setelah misi dilakukan bersama-sama, baik misi kolektif ataupun dalam tim-tim kecil, dan kau akan dimaki-maki didepan rekan satu skuadron terutama bila mengacau.Kini dari 50 kursi hanya ada dua yang terisi. Pintu terbuka dan komandan resimen serta perwira intelijen masuk. Tanpa adanya perwira operasi yang memberi garis besar operasi, perwira suplai yang mengevaluasi performa dan pemakaian amunisi, tanpa perwira persenjataan yang mengurusi soal persenjataan. Semuanya tidak ada.. dan suatu pemikiran terlintas dibenakku…“katakan apa yang terjadi!” teriak Kolonel Agung dengan emosional.“empat pesawat kita ditembak jatuh, musuh memakai teknik…” aku terdiam melihat wajah kolonel agung semakin memerah.Perwira intelijen, Letkol Daniel Hudson Hutagalung menyela, “buat kalian berdua yang tidak tahu. Satu hari ini Sommenesia Utara menjalankan ofensif udara besar-besaran. Menggunakan jet phantom, setidaknya tiga skuadron mereka terdiri dari 72 pesawat melakukan serangan udara dan menembak jatuh 51 pesawat kita, dari 48 pesawat yang dimiliki 3rd RUPF, empatpuluh enam ditembak jatuh, 1st RUPF kehilangan tiga pesawat tempur, 44th Resimen Perhubungan Udara kehilangan 7 pesawat angkut yang dibayar dengan 17 pesawat lawan ditembak jatuh. Setidaknya 12 penerbang kita selamat dan sudah ditemukan oleh SAR, sisanya dinyatakan hilang, terluka atau tewas. Hanya Kalian berdua yang selamat.”Aku tidak bisa berkata apapun. Memandangi kaisar, dan ia dengan tenang terdiam dan mulai menyusun kata-kata, “lawan sudah berubah. Mereka kini tidak sama seperti dulu. Mereka mengerti betul mengenai dogfight, mereka menemukan cara untuk membuat misil kita tak berguna.”“lanjutkan” letkol Daniel mulai mencatat, sementara kolonel agung menghidupkan sebatang rokok.“musuh menggunakan suar untuk membuat seeker rudal melepas kuncian. Hampir semua rudal K13 tidak berguna, mengejar suar yang saya duga adalah magnesium. Selain itu mereka juga sudah menggunakan radar pemandu seperti stasiun merdeka. Hanya saja yang ini lebih unik, perangkat Direction Finding (penemu arah untuk melacak transmisi) mencatat power berubah-ubah dari arah yang berbeda-beda, terkadang hilang sama sekali. Radar tipe ini hanya mungkin bila ada diatas pesawat.”“kapten, aku tidak tahu bagaimana, tetapi menempatkan radar pengontrol intersepsi diatas pesawat itu mustahil, terlalu berat.”“aku tidak tahu letkol, tetapi kesimpulanku seperti itu. Kemudian mereka sudah berhenti mengandalkan rudal, mereka memakai kanon…”“dari hasil intelijen dan pengalaman kita selama ini, tidak ada phantom yang memakai kanon.”“kali ini ada.. mereka menempatkan semacam pod, seperti pilon tambahan untuk menempatkan kanon secara eksternal di tengah pesawatnya, menurut dugaanku mereka memakai kanon gatling karena peluru yang mereka tembakkan begitu cepat, bahkan membelah sayap kaisar three dalam sekali sembur.”“bagaimana menurutmu pilot lawan?”“sangat terlatih, sangat elite, namun ada satu pilot—yang merusak pesawat milik letnan merpati—sangat terlatih bahkan diatas rata-rata pilot kita dan sommenesia.”“teruskan..”“dulu sekali ketika marsekal leo masih hidup ia pernah bercerita mengenai beberapa manuver NATO dan AL Amerika, namanya Thach Weave. Mereka memakai manuver ini, dan ini hanya bisa dilakukan oleh pilot terlatih dan solid, mereka menukik ketika disergap kemudian berbelok, membuat pesawat disebelahnya bisa mengejar pesawat yang menyergap, begitu seterusnya. Itu satu, yang kedua, pilot istimewa ini melakukan hal yang tak terpikir bisa dilakukan…”Letkol Hudson menaikkan sebelah alisnya.“ia bisa mengapung di udara tanpa stall.”“mustahil!”“silahkan lihat gun camera dari pesawatku. Aku beruntung bisa menembakinya sebelum ia sempat meneruskan tembakan untuk menghabisi Merpati. Secara teori manuver mengapung di udara bisa dilakukan, namun bila ia memiliki skill tinggi untuk mengatur sirip, kemudi dan dorongan mesin sehingga ia bisa keluar dari stall dan terlempar tak terkendali.”“maksudmu ia bisa menanjak, mengatur dorongan mesinnya, mengapung di udara kemudian bermanuver kembali seolah tidak ada apa-apa begitu?”“benar.. ia terdiam, menyerang.. mematuk seperti kobra..” kaisar mengakhiri penjelasannya.“bagaimana menghadapi manuver kobra ini?”“menurutku manuver ini tidak begitu berguna, ia mungkin memakai manuver itu karena putus asa, tetapi dalam pertempuran satu lawan satu, apabila tidak ada wingman ia bisa menghabisi Merpati.”Kolonel Agung angkat bicara, “jangan remehkan dulu pilot ini, tembakanmu meleset mungkin karena ia mendadak berhenti, penjejakan dopplermu kacau, sehingga bidikan di gunsightmu salah menghitung solusi tembakan.” Kolonel Agung melambaikan satu foto dari gun camera, “namun lumayan, setidaknya aku melihat satu hit tepat di bagian kokpitnya. Kita takkan bertemu dengannya dalam waktu dekat. Ia terluka.”“kuharap kolonel.”Kolonel Agung mengangguk dan memerintahkan kami keluar, istirahat untuk bersiap menerima pilot pengganti dan pesawat yang akan dikirimkan dari Indonesia. Butuh dua bulan agar semuanya datang, kaisar tidak suka. Namun itulah yang membuatnya selamat dari malapetaka yang akan datang dua hari kemudian.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: